Dulu, untuk berdagang, seseorang harus memiliki bangunan kios, atau bahkan toko yang sangat besar. Di toko itu, para pedagang pun harus memajang barangnya dalam jumlah banyak untuk menarik perhatian calon pembeli. Untuk menyediakan semua itu, seorang pedagang pun akhirnya memerlukan modal yang sangat banyak.
Sebaliknya, kita pun harus pergi ke toko untuk bisa membeli barang yang kita inginkan. Begitu toko tutup di malam hari, kita pun terpaksa menunda keinginan untuk membeli barang hingga esok hari. Namun, begitu hadir internet, perilaku perdagangan menjadi berubah. Dengan internet, seorang pedagang tidak lagi harus memiliki bangunan toko dan memajang barang-barang dagangannya dalam jumlah banyak. Cukup membungun situs di internet, para pedagang bisa menawarkan barang dagangannya ke seluruh dunia dengan biaya yang jauh lebih murah dibanding uang yang diperlukan untuk membangun toko.
Dalam situs itu, pedagang bisa memasang gambar,
harga, serta kondisi berbagai produk yang disediakannya. Kemudian lewat situ
itu pula pedagang bisa menyiaplkan pola pembayaran atau cara transaksinya atas
barang yang di inginkan oleh si pembeli. Perdagangan lewat internet ini selalu
memerlukan kartu kredit yang dikeluarkan oleh bank tertentu.
Perdagangan lewat internet inilah yang kemudian
disebut dengan istilah e-commerce. Proses jual beli lewat internet ini telah
menghasilkan keuntungan yang sangat besar baik bagi penjual maupun pembeli.
Dengan modal relatif kecil, penjual bisa berdagang ke seluruh dunia menggunakan
internet. Pembeli pun tidak harus menunggu toko buka untuk membeli barang yang
diinginkannya.
Proses e-commerce ini
diawali dengan adanya situs yang menawarkan barang di internet. Kemudian calon
pembeli melihat situs itu dan memesan barang yang diinginkannya. Pembeli
kemudian membayar barang yang dibelinya itu dengan memasukkan nomor kode kartu
kreditnya. Setelah itu pedagang akan mengirim barangnya lewat jasa pengiriman
paket seperti kantor pos.
No comments:
Post a Comment